Selasa, 11 Oktober 2011

Aneh, Jadi Manusia Kok Takut Di Hina ?

  Jadi, sungguh aneh, menjadi manusia kok takut di hina ? Biarkan aja, anggap saja angin lalu, kalau bahasa gaulnya “ cuek aja, emangnya gue pikirin (EGP) “ Loh iya, kenapa mesti dipikirin ? Di hina, di cela atau di caci maki, kok dipikirin ? Loh keenakan yang menghina dong, kan itu berarti tujuannya tercapai, orang yang menghina akan puas. Kan tujuan orang menghina itu adalah menjatuhkan mental orang yang dihinanya, mental orang yang di hina makin jatuh, dia makin senang. Loh jadi buat apa menyenangkan si penghina, iya kan ? Cuek aja, biarin aja, sabodo aja, ngapain dipikirin. Kalau kamu berkata : “ Habis kepikiran, gimana dong ? “ Ya banyak-banyak istigfar aja, Itu lebih baik, dari pada mikirin penghinaan.
  Sebenarnya, saat kau di hina, di cela atau di caci maki, semestinya kau ucapkan “ Alhamdulillah”, alhamdulilah masih ada orang yang menghina, alhamdulillah masih ada orang yang mencela, alhamdulillah masih ada orang yang mencaci maki. Loh ini apa-apaan sih ? Di hina, di cela dan di caci maki, kok Alhamdulillah ? Lah iya, kan itu berarti kau sedang diperingatkanNya, sedang ditunjukiNya, jangan-jangan hidayah sedang diturunkanNya kepadamu, Kok bisa ? Karena saat kau sedang di hina, di cela atau dicaci sedemiikian rupa, itu artinya Dia sedang menghilangkan kesombonganmu, Dia sedang membersihkanmu dari penyakit-penyakit hati, bukankah kamu mengatakan di atas tadi, bahwa “ aku paling bersih, paling suci dan paling benar ? “ Nah saat itulah, kau “ ditampar” sedemikian rupa olehNya, hingga jiwa terkapar, berdarah-darah, perih dan sebagainya. Jadi, mengapa takut di hina, di cela dan di caci maki ? Nah, lebih alhamdulillah lagi, kalau kamu di anggap atau di katakan “gila”, kalau kamu sudah mendapat”cap” yang satu ini, dari orang sekelilingmu, maqommu, meningkat.
  Untuk yang terakhir ini, “berat” membahasnya, untuk itu, saya cukupkan sekian. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar