Jumat, 25 November 2011

Percakapan Di Tengah Hujan

“Pola pikirmu memang jauh di atas umurmu, kamu si 16 tahun yang bisa berpikir seperti seseorang dengan umur 27 tahun.”

“Maksud kamu apa?”

“Ya, kamu bisa berpikir terlalu dewasa dan terlalu kekanak-kanakan. Secara kontras bahkan kamu bisa berubah menjadi begitu menyebalkan. Sedetik kamu dewasa, dua detik kemudian emosimu meledak-ledak seperti bocah yang kehilangan mainannya.”

“Hmm.. oke, tapi tidak ada yang pernah mengatakan itu padaku?”

“Karena kamu masih terlalu rumit untuk diberitahu soal hal ini. Kau rumit dan mereka takut terjebak dalam kerumitanmu. Mereka takut menerka-nerka bagaimana kepribadianmu.”

“Mereka bilang aku sanguin. Karena aku pencair suasana yang beku.”

“Mereka bilang kau sanguin? Kau mencangkup 4 kepribadian sekaligus. Kau memang si pencair suasana, sanguin. Tapi, kau bisa jadi seorang kolerik, kau ingin memimpin segala sesuatu yang bisa kau pimpin. Kau melankolik, si perasa yang terlalu perasa. Dan, sewaktu-waktu kau bisa berubah menjadi seorang plegmatis, yang cenderung tertutup dan memiliki emosi yang datar.”

“Kok rumit?”

“Kembali ke konteks awal, kamu terlalu rumit bagi kebanyakan wanita lainnya. Kamu bisa menjadi egois dan tiba-tiba menjadi begitu romantis. Kau bisa berubah menjadi seorang peredam emosi, tapi di lain waktu kau adalah si tempramen yang meledak-ledak buas emosinya.”

“Apa aku seperti itu?”

“Kau tidak sadar? Ada banyak Dian Agustin dalam dirimu, mereka berganti-ganti sesuai jangka waktu yang mereka punya.”

“Aku.... maksudku aku...”

“Lalu, mereka berganti-ganti dari Dian Agustin yang satu ke Dian Agustin lainnya. Ada Dian  Agustin yang suka menulis tentang 3DS, ada Dian Agustin  yang suka menulis tentang Emosionalnya, ada Dian Agustin yang kritis pemikirannya, ada Dian Agustin yang sulit melupakan masa lalunya, ada Dian Agustin  yang mencintai banyak pria dalam satu musim, ada Dian Agustin yang senang melompat dari satu hubungan ke hubungan lainnya, ada Dian Agustin  yang kekanak-kanakan, ada Dian Agustin  yang pikirannya seperti wanita berusia 27 tahun, ada Dian Agustin yang benci pelajaran menghitung, dan ada Dian Agustin yang takut pada serangga.”

“Saya tidak mengerti.. maksud saya jadi...”

“Dan, kamu berusaha melawan Dian Agustin-Dian Agustin lain yang menggerogoti dan memainkan perasaanmu dalam jangka waktu yang pendek, bahkan mereka bisa datang bersamaan, di saat-saat yang bahkan tak kau inginkan.”

“Saya tidak tahu saat ini kamu sedang berbicara dengan Dian Agustin bagian mana. Selamat malam. Saya tutup telephone-nya. Maaf.”

1 komentar: