Kamis, 01 Desember 2011

Single=Happy…??


 http://umum.kompasiana.com/2009/09/15/single-happy/

mereka bilang aku pemilih dan kesepian
terlalu keras menjalani hidup
beribu nasehat dan petuah yang diberikan
berharap hidupku bahagia

aku baik baik saja
menikmati hidup yang aku punya
hidupku sangat sempurna
I’m single and very happy
mengejar mimpi mimpi indah
bebas lakukan yang aku suka
berteman dengan siapa saja
I’m single and very happy

mereka bilang sudah saatnya karena usia
untuk mencari sang kekasih hati
tapi kuyakin akan datang pasangan jiwaku
pada waktu dan cara yang indah

waktu terus berjalan tak bisa kuhentikan
kuinginkan yang terbaik untuk hidupku



Hmm…lirik lagu oppie ini begitu ringan tapi mengena. Untuk sebagian orang, hidup melajang itu suatu masa yang indah, menyenangkan. Tidak ada yang mengatur ataupun saling memonopoli satu dengan yang lain. Tidak perlu repot-repot memberikan informasi lagi dimana, dengan siapa, ngapain dan lain sebagainya yang biasa ditanyakan para pasangan. Hidup melajang bebas, bisa kemana saja kita mau dan juga membangun relasi dengan siapa saja. Memang menyenangkan bila seperti itu.
Tapi, untuk sebagian orang lagi, hidup melajang itu sepi, sunyi sekalipun banyak teman, sahabat, keluarga yang peduli dengan kita. Hanya saja di satu sisi lagi merasakan kurangnya seseorang untuk tempat berbagi, tempat berkeluh kesah, tempat untuk bisa saling berdiskusi dan selalu menemani dalam suka dan duka. Di sisi hati yang lain merindukan sosok yang dapat melengkapi kekurangan dan memberikan kelebihannya.
Di Indonesia yang menganut adat ketimuran, untuk wanita yang sudah berusia 25 tahun dan belum juga menikah, biasanya di kalangan keluarga akan jadi bahan pembicaraan. Mereka akan sibuk mencarikan jodoh supaya tidak melajang terlalu lama lagi. Bila kita melihat lagi ke tahun-tahun jaman Siti Nurbaya, dimana saat usia muda belia sudah dijodohkan dengan orang yang lebih berada sekalipun terpaut usia yang sangat jauh. Bila keadaan tersebut diaplikasi pada era masakini, sepertinya sudah tidak relevan lagi dimana tingkat mobilitas kaum hawa yang sudah jauh sangat meningkat terlebih di dunia kerja. Banyak sekali business woman yang sukses dibidangnya dan seakan mereka terperangkap dalam irama kerja yang menuntut konsentrasi dan kerja keras sehingga, kehidupan berumah tangga sedikit terlupakan.
Mungkin kembali lagi pada faktor psikologis. Dimana, seorang wanita yang sudah mempunyai karir bagus dalam pekerjaan, memiliki segudang aktivitas, mungkin tidak terlalu memusingkan urusan berumah tangga. Toh mereka berpikir, tanpa laki-lakipun hidup tetap bisa dijalani. Tapi, untuk seorang wanita yang karir dalam pekerjaannya biasa-biasa saja, kegiatannya juga tidak terlalu padat, mungkin pikiran untuk memiliki sebuah keluarga lebih besar. Ingin diperhatikan, ingin dimanja, ingin disayang dan mempunyai anak-anak yang lucu dan manis.
Semua bentuk kehidupan apapun di dunia ini bila dijalankan dengan penuh keikhlasan akan mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan. Pasangan hidup itu ditentukan oleh yang Diatas. Tuhan menciptakan manusia berpasangan, namun bila pada akhirnya masih belum menemukan pasangan ya…jalanilah dengan penuh keikhlasan. Bila memang sudah waktunya para lajang menemukan pasangan hidup, itu akan menjadi hal terindah dalam hidup dan membawa pada ending kebahagiaan. Karena sesuatu yang dipaksakan tidak akan membawa suatu kebaikan. Hidup hanya akan dijalani dengan penuh keluh kesah dan penyesalan yang tak pernah ada habisnya.
Jadi…adakah yang setuju single = happy?? :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar