Selasa, 20 Desember 2011

Hati ku tenang hanya dengan melihat mereka




 “Kena!!! Hore,hore, Putri ketangkep, Putri jadi!!!” terdengar gelak tawa yang riuh ketika melihat anak-anak polos itu bermain kejar-kejaran. Sore itu saya sedang berada di sebuah panti asuhan dekat rumah teman. Kebetulan saja, sedang ada acara perkumpulan di sana. Terus tak bosan saya amati mereka.Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang berusia  3 tahun langsung memeluk ku.Pelukkan sangat hangat.Sesekali dia melihat wajahku dan mendekapku kembali.Sekilas jika ku lihat wajahnya mirip dengan almarhumah adikku.Kadang didalam dekapannya itu kuselingkan beberapa kecupan lembut.Aku sudah tidak tau mengapa aku menangis.Aku berfikir dia sangat jarang atau mungkin tidak pernah mendapat perlakuan manis itu.Kasih sayang mereka disini terbagi-bagi.

Saat ini mereka belum begitu menyadari arti sebuah keluarga utuh. Hubungan darah, dan masa depan. sebab bagi mereka setiap orang yang berkunjung dan menyapa adalah ibu, atau ayah. Namun perlahan, kesadaran itu akan datang, satu-satu, dan mengecewakan hati.

Jika orang mengatakan kasih ibu sepanjang jalan, maka jalan anak-anak ini pastilah sangat pendek dan terjal. Dalam usia balita, mereka mengawali kisah hidupnya sebagai penghuni panti asuhan milik pemerintah. Beberapa pemilik wajah mungil ini belum tahu, mereka telah ditinggalkan ibu di rumah sakit, yang lainnya ditemukan di tempat sampah, atau terlahir dari seorang penghuni rumah sakit jiwa. Beberapa yang berwajah asing, terlahir dari TKW yang dihamili majikannya. Apapun itu, tidak ada yang patut dikenang.

Namun kehidupan panti, tidaklah seburuk yang ditakutkan orang. Para pengelola panti berusaha menanamkan pola hidup yang wajar dan mendukung perkembangan mereka. Kehidupan anak-anak ini teratur. Dengan makanan yang baik, lingkungan bersih, pendidikan formal non formal, serta mainan yang mereka butuhkan. Ibu asuh, akan memastikan semuanya berlangsung baik. Ibu mereka selama tinggal dipanti.

Tak dipungkiri anak-anak ini tidak memiliki figur ayah ibu. Para pramusosial, ibu asuh mereka, adalah ibu dari semua anak yang ada. Tak dapat dimiliki sendiri. Tak dapat mencurahkan seluruh perhatiannya hanya untuk satu anak. Kasih dan perhatian ibu asuh harus dibagi untuk begitu banyak anak.
Kadang ada satu atau dua yang terlewatkan. Saat itu tentunya menjadi waktu sedih bagi anak-anak ini. Meskipun demikian, kehangatan tetap tercipta diantara mereka yang banyak, dan ibu yang sedikit.

Bagi ibu asuh,anak-anak ini merupakan bagian dari pekerjaan. Namun sebagai wanita, hati mereka pun turut bekerja. Mereka tahu, sentuhan tangan dan pelukan hangat mereka tak mampu merengkuh setiap anak. Saat salah satu dari anak-anak ini sakit dan merengek, saat itu hati mereka bertanya-tanya, kemanakah perginya sang ibu yang seharusnya hadir untuk anak-anak ini?.
 
Anak-anak ini menjadi bagian dari kita. Tugas kita yang berada di luar panti bukanlah datang dan memberi perhatian sesaat. Rasa disayang sesaat, hanya akan melukai hati mereka. Tetapi perhatian yang wajar, akan membantu mereka menghadapi realita. Mereka jelas membutuhkan pendidikan formal setinggi-tingginya. Kelak, tiba saat nya mereka bangga sebagai orang yang berhasil. Meskipun mengawalinya dari sebuah panti, dengan kasih dan perhatian yang terbagi untuk begitu banyak anak-anak.


With Love 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar