Kamis, 19 April 2012

Au revoir


Bacaan ini Dapat dari : Mrs. Cold

Teruntuk Lelaki yang kusematkan -ku dibelakang namanya.

ini surat pertama. jemariku bisu gagu dan jaringan syaraf di otak ku pun membeku ketika hatiku menggema kan namamu. aku tak bisa memulai kata, mungkin dengan titik dua kurung tutup yang lebih kau tafsir dengan senyum yang kukirim lewat pesan singkat lah aku bisa mengakrabimu.

Aku mengenalmu lewat lini masa dimana lebih banyak kau tuang gairahmu yang menyetubuhi ideologimu tentang musik ketimbang aksara kesendirianmu dan aku mengaguminya secara diam-diam.

ini pengakuanku: aku sering keluar masuk mengunjungi beberapa tulisanmu dan mendengar lagumu, aksara yang terangkum dalam lirik melebur bersama petikan gitarmu adalah keindahan yang ku akui.

belakangan ini setiap kali aku melirik lini masa mu, kerap datang kupukupu yang mengepakkan sayapnya hingga aku sesak. bukan, bukan sesak yang menyakitkan tapi sesak yang membuat pipiku bersemu serupa merah jambu. Tak mengapa walau tak pernah ada tulisan tertuju untukku, melihatmu mecelatkan tulisan saja sudah membuatku tersenyum. Keberadaanku mungkin tak terdeteksi cctv yang menjelma menjadi bola mata hitammu, tapi percayalah aku ingin melengkapi setiap not yang hilang dalam lagu hidupmu.

sstt..diam diam saja, sebetulnya aku kerap memperhatikan legam bola matamu melalui gambar yang kau pasang pada profile picture jejaring sosialmu.

kau tahu, ada beberapa rekaman kenangan yang kerap Tuhan putar melalui proyektor otakku saat menjelang kutidur. Lewat pertemuan singkat yang sama sekali tak pernah kita rencanakan, Dia lah yang menuntun langkahku masuk kedalam kedai kecil di pinggiran jalan Dago. ingatkah kau pada denting gelas beradu dengan dialog yang kita gelar saat senja menuju malam pada saat hujan yang tipis menjadi deras menggila hingga memaksa kita merubah letak tempat kita duduk. serta bagaimana degup jantung dipacu kuat ketika hanya bisa saling melambai dan menatap berbatas kaca jendela mobil di KM 80. aku ingat persis:)

baiklah, jemariku kembali bisu. harapku, suatu hari disaat hujan menipis dan langit senja merubah dirinya menjadi gradasi oranye ungu, mungkin kita dapat mencuri waktu di sela himpitan kesibukan untuk sekedar duduk menikmati teh dan memintal cerita dibawah kubah langit.
sudah,

aku rindu.
untukmu lelaki  yang kusematkan -ku dibelakang namanya.
Tertanda,
Aku

nb: semoga aku bisa meleburkan mendung di hatimu yang terabjeksi virus beku yang akut, semoga. Dan aku dengan sisa remahan doa di ujung bibir, aku menggamit lengan tuhan untuk bersama merangkai serpihan hatimu yang terserak di beranda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar