@teenlovefeel
Aku bosan ketika bangun pagi hari
hingga tidur malamku selalu diisi pertengkaran kecil dan bahkan
pertengkaran yang cukup besar. Dimana dia selalu ingin menjadi pemenang,
dimana dia selalu ingin menjadi aktor utama. Sementara aku, hanya
pemain figuran yang tidak berhak melawan, posisiku hanya seseorang yang
pasif yang mencoba mengerti semua perlakuannya walaupun ada banyak
gejolak untuk melawan.
Ada saja hal-hal kecil yang dia
jadikan sebagai acuan untuk berdebat panjang. Masalah komunikasi,
masalah perhatian, masalah waktu, dan masalah-masalah lainnya yang
selalu terlihat besar saat ia melebih-lebihkannya. Memangnya aku ini
tempat sampah, "tempat" dimana ia menumpahkan segala kekesalan dan
amarahnya saat ia merasa lelah dengan dunianya? Apa dia tak pernah
berpikir bahwa aku sama seperti dia, yang juga punya perasaan? Apa dia
tahu, bahwa menjadi aku bukanlah hal yang mudah?
Seringkali aku merasa risih
dengan semua hal yang ia lakukan padaku. Rasanya sehari seperti sebulan
lamanya. Seringkali aku terdiam melihat semua mengalir tanpa persetujuan
dan keinginanku. Seringkali aku ingin lepas, tapi aku merasa jeratan
itu masih terlalu kuat. Aku lelah menjalani hubungan yang hanya berjalan
di tempat, dimana hanya ada satu orang yang berkorban demi satu orang
lainnya. Dimana hanya ada aku yang berlelah sendirian hanya untuk
menjaga sesuatu yang seharusnya kulepaskan.
Dan, untuk kamu, ya kamu! Pria
yang dulu pernah kucintai dan kukagumi sebelum aku bertemu dengannya.
Jujur, aku merindukanmu. Merindukan sosok dewasa yang dulu pernah
menopang dan menegakkan langkahku. Aku merindukan suaramu yang dulu
menelusup lembut ke dalam telingaku. Aku merindukan sosok sederhanamu
dengan tinggimu yang 196 sentimeter itu. Sekarang, aku tahu bagaimana
rasanya bila tidak ada kamu yang mengisi hari-hariku. Sekarang, aku tahu
rasanya jika saat bangun pagi tak ada sapamu di inbox handphoneku. Aku
benar-benar kehilangan sosokmu. Aku benar-benar takut kehilangan
sebagian dari diriku saat aku juga kehilangan kamu.
Ingin rasanya kembali ke masa
lalu, ketika masih ada kamu, ketika aku masih bisa tersenyum saat bangun
pagi hingga tidur malamku. Saat kamu masih menganggapku lebih dari
teman, saat ungkapan rindumu masih sering kudengar dari bibir tipismu,
saat kehadiranmu bagai aktor utama drama yang kutunggu-tunggu
kemunculannya. Aku masih saja sering memperhatikan nomor handphonemu,
menimbang-nimbang apakah aku harus mengirim pesan terlebih dahulu atau
aku saja yang menunggumu? Ah... tapi kamu terlalu sibuk, bahkan hanya
untuk sekedar sms apalagi menanyakan kabarku.
Setelah kuputar ulang lagi
rekaman otakku yang berisi tentangmu, aku mencoba untuk kembali
mengingat perlakuan lembutmu dan perlakuan kasarnya. Aku mencoba
mengingat kesabaranmu saat menghadapiku, aku mencoba mereka-reka
kembali ucapanmu saat menenangkan amarahku, aku mencoba mengintip
kembali usaha-usaha yang kau lakukan agar hubungan kita tidak berjalan
di tempat. Bayanganmu berputar-putar di otakku, suaramu terdengar
menusuk-nusuk telingaku. Aku benar-benar kecanduan kamu, aku benar-benar
kecanduan masa lalu. Aku semakin sadar bahwa tidak ada seorangpun yang
bisa membuatku merasa berarti dan luar biasa selain kamu. Aku semakin
yakin bahwa kamu adalah seseorang yang berusaha memperbaiki kesalahanku
agar aku menjadi seseorang yang baru. Kamu menerimaku lalu menjaga
perasaanku, dia menerimaku tapi berusaha merusak perasaanku.
Kali ini, aku tak merasakan
kantuk sama sekali, rasa kantuk itu tak benar-benar berarti sampai aku
bisa menuliskan ini, sampai aku bisa menikmati hadirmu lewat tulisanku.
Aku menyesal kenapa semua hal-hal yang indah seringkali tak bisa
terulang? Aku frustasi. Aku kebingunangan. Aku butuh hadirmu. Aku butuh
kata rindumu. Dimana kamu? Kau tahu? Sejak kemarin aku mencarimu!
Hubunganku dengannya diujung tanduk saat ini! Selamatkan aku, bukan
selamatkan hubunganku!
Untuk seseorang yang mungkin tidak akan pernah membaca tulisan ini
11112011 01:37
aku merindukan suara beratmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar