Kalau sampai saat ini aku masih berdiri, melangkahkan kakiku melewati hari esok, semua hanya karena anugerah, kepercayaan yang Tuhan berikan padaku. Bukan kuat, bukan gagah, bukan kepintaran yang kupunya yang membuatku bertahan. Tapi Tuhan yang menguatkan aku, yang masih memberiku kesempatan untuk mengecap setetes embun yang Tuhan sediakan bagiku. Mungkin hari ini aku menangis, tapi aku belajar menanamkan di hati kalau setiap air mata yang kuteteskan, diusap-Nya dengan lembut oleh Bapa disana, bahkan Dia membisikan ke telingaku bahwa ada janji-Nya untuk ganti air mata jadi bahagia, ganti dukaku jadi sukacita. Aku percaya, satu kali nanti akan ada hari senang yang Tuhan beri untuk kukecap. Saat kaki ini menjadi begitu lemah untuk melangkag, saat aku tidak tau kemana jalan yang harus kutempuh, aku hanya ingat ada Bapa yang selalu ada untukku, mengendongku saat badai menerpa dalam hidupku. Jika aku masih diberi mujizat untuk hidup lebih lama lagi, berarti ada pelangi yang Tuhan mau aku lihat di hari esok.
Walau terkadang kita tidak bisa mengerti apa maksud dan rencana Tuhan dalam hidup kita. Walau kadang kita harus melangkahkan kaki ini diatas batu tajam yang setiap langkahnya menusuk dan melukai diri ini dengan tajam. Tapi sejauh mentari masih bersinar, berarti masih ada harapan bahwa hari esok bisa lebih baik dari ini. Orang lain bisa meninggalkan kita, bahkan terkadang mungkin kita berpikir bahwa orang tua bisa melupakan kita, tapi ada satu sosok yang menangis saat kita menangis, yang menggenggam tangan kita saat kita bingung, yang memeluk kita saat kita sakit, satu sosok yang tidak akan pernah meninggalkan kita. Dan Dia hanyalah sejauh doa.
08.30-10.00
29.11.2011
Fisika
SMA Yadika 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar