" Tak tahukah kau seperih apa perasaan hati yang tak berbalas? Menanti sesuatu yang tak kunjung datang?
Hari berganti hari, tetapi arah hatiku tak pernah berubah—selalu tertuju kepadamu. Aku tak pernah jenuh menunggu... menunggu untuk kau cintai. Namun, kau hanya menganggapku lalu. Seperti tak kasat mata aku bagimu.
Terkadang lelah menyuruhku menyerah, memintaku berhenti melakukan perbuatan sia-sia dan mulai mencari cinta baru. Namun, bagaimana mungkin aku sanggup melakukannya, kalau semua tentangmu mengikuti seperti bayangan menempel di bawah kakiku? Dan bagaimana pula caranya membakar habis semua rindu yang bertahun-tahun mengendap di hatiku?
Aku berharap mendapatkan jawaban darimu. Namun, kau tetap membisu, membuatku lebih lama menunggu."
Hari berganti hari, tetapi arah hatiku tak pernah berubah—selalu tertuju kepadamu. Aku tak pernah jenuh menunggu... menunggu untuk kau cintai. Namun, kau hanya menganggapku lalu. Seperti tak kasat mata aku bagimu.
Terkadang lelah menyuruhku menyerah, memintaku berhenti melakukan perbuatan sia-sia dan mulai mencari cinta baru. Namun, bagaimana mungkin aku sanggup melakukannya, kalau semua tentangmu mengikuti seperti bayangan menempel di bawah kakiku? Dan bagaimana pula caranya membakar habis semua rindu yang bertahun-tahun mengendap di hatiku?
Aku berharap mendapatkan jawaban darimu. Namun, kau tetap membisu, membuatku lebih lama menunggu."
. . . Stephanie Zen . . .
"Seperti rumah ini
yang jadi terlalu sempit buat keluarga kami, gue juga menjadi terlalu
sempit buat dia. Dan, ketika semua sudah mulai sempit dan tidak nyaman,
saat itulah seseorang harus pindah ke tempat yang lebih luas dan
(dirasa) cocok untuk dirinya. Rumah ini tidak salah, gue dan dia juga
tidak salah. Yang kurang tepat itu bila dua hal yang dirasa sudah tidak
lagi saling menyamankan tetap dipertahankan untuk bersama. Mirip seperti
gue dan dia. Dan dia, memutuskan untuk pindah."
"Putus
cinta sejatinya adalah sebuah kepindahan. Bagaimana kita pindah dari
satu hati, ke hati yang lain. Kadang kita rela untuk pindah, kadang kita
dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita sayang, kadang bahkan kita
yang memaksa orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama: kita
harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong."
. . . Raditya Dika . . .
Bagaimana? Tertarik? Atau malah udah pada punya...?? Bagi yang tertarik
silakan langsung aja dicari di Gramedia atau di teman-teman terdekat
yang udah punya, alias minjem.
With Love
Tidak ada komentar:
Posting Komentar