1 tahun yang lalu...
Mengapa jatuh cinta bisa serumit ini?
Harusnya aku sudah kehabisan alasan untuk menunggu. Tapi masih saja
menunggu. Tentang perasaan yang mungkin sebenarnya tidak pernah ada
padamu. Tapi masih saja merindu. Mengapa jatuh cinta bisa serumit ini?
Tak seharusnya aku mendifinisikan semuanya secepat ini, sendirian, dan
salah pula. Harusnya aku lebih peka. Aku tak tahu apa-apa, selain
berdebar lalu merindu. Kau tahu aku menyayangimu?
Kita baru saja sampai di ribuan karakter jika cerita ini dituliskan,
tapi sudah banyak kenangan yang menumpuk. Kadang cerita diputus ditengah
jalan. Walau sebenarnya cerita itu belum mau berakhir. Aku harap ini
bukan halaman terakhir tentang aku dan kamu.
Bodoh! Masih bisa-bisa berpikir seperti itu? Aku pura-pura tidak
dengar, dia bilang ‘kita harus saling melepaskan’ beberapa menit lalu.
Kau tahu, Aku mencintaimu bahkan sebelum suaramu mendarat di
telingaku, sebelum aku tahu warna bola matamu? Apa ada cinta yang lebih
rumit dari ini?
Padahal aku masih menyimpan kenangan untuk bertemu denganmu di
stasiun kereta, kau menggandeng tanganku di bawah senja menyusuri
rel-rel kereta. Duduk di sebuah bangku kayu dan kau membisikkan beberapa
bait puisi untuk meyakinkan aku tidak akan ucapkan kata ‘selamat
tinggal’ dan sejenisnya setelah ini. Aku membayangkan kita akan lebih
lama… lebih lama lagi. Tapi, percuma kalau hanya aku yang berharap.
Percuma kalau hanya aku yang membutuhkanmu…
Baru berapa menit saja, aku sudah rindu ‘I love u’ darimu. Aku masih
ingin memanggilmu namamu. Aku masih menunggumu memanggilku,
mungkin yang tadi pagi yang terakhir. Astaga, baru berapa menit lalu
saja! bagaimana besok? Lusa? Minggu depan? Bagaimana…?
Dan 8 Juni 2011 beberapa menit lalu,
aku harus menangis (diam-diam) untukmu.
Pura-pura tidak apa-apa dengan keputusanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar