Mungkin, itu yang sulit aku dapetin sekarang. Saat aku butuh teman,
untuk berbicara, dan mendiskusikan sesuatu yang nggak penting mungkin, aku
menjadi sangat sulit mendapatkannya.Hmmmh.., that was a story, when I
can talked to someone, everytime I wanna share, and now, its hard for me
to find it. Aku sudah nggak punya lagi masih punya tempat yang hanya mungkin bisa
menjadi teman untukku berdiskusi.Akhir-akhir ini, Sudah lama tempat itu nggak ada, dan
saat aku hampir menemukannya lagi, dia sangat sibuk. Dia adalah orang
yang sangat sibuk tepatnya.
So, wot am I now? Aku hanya seorang cewek yang mencari seseorang
untuk aku ajak berbagi. Dan aku hanya punya komputer di hadapanku. Sepi
ya? Saat2 seperti ini, aku harus berbagi dengan diriku sendiri. Itu sungguh menyebalkan. Tapi mau apa lagi? Beginilah adanya hidup yang aku
hadepin sekarang,nothink special, kecuali sebuah kepopuleran yang
dianggap impresive bagi beberapa orang.
Mereka, orang2 terbaik yang selalu aku ajak berdiskusi, sudah punya
kehidupannya masing2. Aku senang, termasuk saat melihat 3DS sudah mulai
memiliki kehidupannya sendiri. Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku
senang melihat mereka tertawa. Mungkin salah satu teman aku benar, aku terlalu sibuk
mengurusi hidup orang lain, sampai carut marutnya hidupku sendiri nggak
kerasa.
Sebenarnya aku bingung, bingung dengan apa arti sebuah senyum dan
kebahagiaan dalam hidup. Saat aku melihat orang tuaku beradu mulut,
adik ku yang rese , aku hanya berpikir, ya…. Mereka bahagia,
dengan segala ekspresi muka yang mereka tunjukkan saat itu. Aku masih
tetep nyangka, kebahagiaan itu adalah sebuah candu. Atau ternyata
kebahagiaan itu adalah sebuah proses belaka, manusia hanya mengejar
sebuah masa atau fase mungkin dimana dia ingin selalu bahagia dan
tersenyum. Padahal, masa ideal itu nggak pernah ada. Manusia terus
mencari, mencari dan berusaha nggak pernah berhenti, sampai waktu yang
ditentukan oleh Yang kuasa telah habis. Wajar bukan?
Mungkin sebuah hal
yang nggak pernah disadari, namun memang terjadi. Setiap detik kehidupan
manusia seperti dicecer habis2an untuk mencari sebuah kebahagiaan. Kalo
ada masa saat sedih, seperti masa itu adalah masa yang paling tidak
diharapkan oleh setiap orang. Segala, semua yang berbau bahagia akan
mereka cari. Semua jalan menuju kesana akan mereka tempuh. Entah itu
kebahagiaan finansial, batin, psikis dan apalah itu yang mereka sebut,
pokoknya manusia akan berusaha mendapatkan masa itu kembali dalam
hidupnya, dan menjaga selama mungkin masa itu bertahan.
Padahal, dibalik
semua itu banyak yang patut dipertanyakan, apa sih esensi dari sebuah
kebahagiaan? Euforia yang berlebihan? Senyum yang nggak berhenti
mengembang? Atau mungkin perasaan yang melambung tinggi seperti kita
adalah manusia yang paling manusia di dunia ini. Aku ngerasa, aku lebih
mudah belajar dalam masa sedih ku. Aku lebih mudah mengingat dalam
sebuah kegalauan hatiku, dan aku lebih mudah berkaca dalam diriku saat
aku berada dalam masalah. Lalu, kebahagiaan itu apa? Bumbu atau tujuan
hidup?
Masih dengan segudang pertanyaan tentang sebuah kebahagiaan dalam
otakku. ” to be happily ever after “, seperti apa ya bentuk dari kata2
itu dalam realita? Apa itu hanya sebuah iming2 besar yang diciptakan
manusia agar manusia itu bisa terus berusaha? .Kebahagiaan itu
sebuah zona nyaman yang nggak bakalan ditinggalin dalam hidup manusia.
Sampe2 ada temenku yang pernah bilang "duh seneng banget, rasanya
pengen waktunya brenti, trus kita tetep aja kayak gini.", lucu Lo !
menghentikan waktu? It mean kita mati donk, mati dengan bahagia ??
Bukan mengkasiani diriku sendiri atau aku memang seorang yang tidak
bahagia saat aku menulis ini, namun..memang hanya, sebuah tempat yang
nyaman untuk berbagi itu mulai sulit dicari. Sangat sulit di saat masa
kedewasaanku ini. Dan aku hanya menatap sebuah layar yang hanya penuh
dengan tulisanku, tanpa sebuah respon. Padahal, aku ingin berbagi. Tolong mengertilah.
mau ngak berbagi cerita ama aq 082139987099
BalasHapus